L I T P
Headlines News :

Latest Post

Tidak Ada Wakil Papua Dalam Sumpah Pemuda Indonesia

Written By LITP on Senin, 21 Januari 2013 | 09.49

Makam Aitai Karubaba - (baca-klik  Kodam>
PERHIMPUNAN ILMUWAN PAPUA MEMBANTAH PERNYATAAN NEGARA BAHWA ADA SEORANG PEMUDA PAPUA DARI SERUI YANG HADIR PADA KONGRES SUMPAH PEMUDA I DAN II

MENCARI JAWABAN ATAS PERNYATAAN BAHWA AITAI KARUBABA ADALAH SALAH SATU PERSERTA SUMPAH PEMUDA 28 OKTOBER 1928


Download klik : LITP Scribd

4 SIFAT MANUSIA DALAM BERPIKIR

Written By LITP on Kamis, 27 Desember 2012 | 19.33

KEKUATAN:

* Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif
* Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan
* Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target
* Bebas dan mandiri
* Berani menghadapi tantangan dan masalah
* “Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini”.
* Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat
* Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas
* Membuat dan menentukan tujuan
* Terdorong oleh tantangan dan tantangan
* Tidak begitu perlu teman
* Mau memimpin dan mengorganisasi
* Biasanya benar dan punya visi ke depan
* Unggul dalam keadaan darurat

KELEMAHAN:
* Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis)
* Senang memerintah
* Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai
* Menyukai kontroversi dan pertengkaran
* Terlalu kaku dan kuat/ keras
* Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik
* Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci
* Sering membuat keputusan tergesa-gesa
* Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain
* Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan
* Workaholics (kerja adalah “tuhan”-nya)
* Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf
* Mungkin selalu benar tetapi tidak populer

kalau MELANKOLIS (Si Sempurna)
KEKUATAN:
* Analitis, mendalam, dan penuh pikiran
* Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal
* Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis)
* Sensitif
* Mau mengorbankan diri dan idealis
* Standar tinggi dan perfeksionis
* Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi)
* Hemat
* Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu kreatif)
* Kalau sudah mulai, dituntaskan.
* Berteman dengan hati-hati.
* Puas di belakang layar, menghindari perhatian.
* Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi
* Sangat memperhatikan orang lain

KELEMAHAN:
* Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan)
* Mengingat yang negatif & pendendam
* Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah
* Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan
* Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah
* Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan (if..if..if..)
* Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan
* Hidup berdasarkan definisi
* Sulit bersosialisasi
* Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang dirinya
* Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang)
* Rasa curiga yg besar (skeptis terhadap pujian)
* Memerlukan persetujuan

kalau PLEGMATIS (Si Pecinta Damai)
KEKUATAN:
* Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh
* Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik
* Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana
* Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi)
* Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi
* Penengah masalah yg baik
* Cenderung berusaha menemukan cara termudah
* Baik di bawah tekanan
* Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan
* Rasa humor yg tajam
* Senang melihat dan mengawasi
* Berbelaskasihan dan peduli
* Mudah diajak rukun dan damai

KELEMAHAN:
* Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru
* Takut dan khawatir
* Menghindari konflik dan tanggung jawab
* Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar)
* Terlalu pemalu dan pendiam
* Humor kering dan mengejek (Sarkatis)
* Kurang berorientasi pada tujuan
* Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri
* Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat
* Tidak senang didesak-desak
* Menunda-nunda / menggantungkan masalah.

kalau SANGUINIS (Si Superstar) KEKUATAN:
* Suka bicara
* Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif
* Antusias dan ekspresif
* Ceria dan penuh rasa ingin tahu
* Hidup di masa sekarang
* Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)
* Berhati tulus dan kekanak-kanakan
* Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara)
* Umumnya hebat di permukaan
* Mudah berteman dan menyukai orang lain
* Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian
* Menyenangkan dan dicemburui orang lain
* Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)
* Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang membosankan
* Menyukai hal-hal yang spontan

KELEMAHAN:
* Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)
* Membesar-besarkan suatu hal / kejadian
* Susah untuk diam
* Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka nge-Gank)
* Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele
* RKP! (Rentang Konsentrasi Pendek)
* Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja antusias)
* Mudah berubah-ubah
* Susah datang tepat waktu jam kantor
* Prioritas kegiatan kacau
* Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas
* Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah masalahnya
* Egoistis
* Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama
* Konsentrasi ke “How to spend money” daripada “How to earn/save money”.

Sumber : Plato Ajamaru

PELANTIKAN PENGURUS DEWAN PIMPINAN DAERAH WILAYAH BARAT YOGYAKARTA

Written By LITP on Minggu, 20 Mei 2012 | 12.45


Walaupun terjadi perubahan tempat pelaksanaan namun Tuhan masih memberikan berkat dan anurahnya pada kegiatan Pelantikan Dewan Pimpinan Daerah Wilayah Barat dan juga Peluncuran Grup Ilmuan Papua. (Ilmuan Muda Hamah Sagrim, Dr. Natalsen Basna,  Dr. Herman Arwam dan Zakeos Iha,

Pengurus Regional Wilayah Yogyakarta

K e t u a                :  Pdt. Eduward Bleskadit
Wakil Ketua I         :  Yulianus Uropdana
Wakil ketua II         :  Pdt. Lenis Kogoya
Sekertaris Umum    :  Boy Jen Paririe
Wakil Sekertaris     :  Yance Nasira
Bendahara             :  Idha Athabu
Wakil Bendahara    :  Ramses Ningmabin


Departemen-Departemen
Litbang & Kelembagaan
Kordinator    : Demianus Katayu
Anggota        : Cristian Hiktaop
                         Paul Hegemur

Kesehatan Masyarakat
Kordinator    : Herman Yantori
Anggota        : Ramses Ningmabin
                       : Frans Rumbiak

Kebudayaan & Pariwisata
Koordinator    :  Laurentius Minipko
Anggota          :  Fine Dimara
                           Agus Aibini
                          Yulianus Pekey
                  

Politik, Hukum & HAM
Kordinator    : Michael Karet, S.Hut. S.Ip
Anggota        : Luis Nenepat
                         Herry Hegemur
                        Ocha Yewen
                        Yosina Manggrat
                        Yosep Muyak
                        Saferius Haay


Peningkatan Kapasitas SDM Perempuan Papua
Kordinator    : Fona Nafurbenan
Anggota        : Salomina Demena
                         Egenia Maretret


Pendidikan dan Pelatihan
Kordinator    :  Sakeos  Ikha
Anggota        :  Frasiscus Khasipmabin
                       :  Yulius. K. Pekei

Pengembangan Ekonomi & UKM
Kordinator     : Vinsenco R. Serano Apay
Anggota         : Raboni Dewansiba

Lingkungan Hidup
Kordinator    : Donny Jitmau, S. Hut
Anggota        : Yosafat Safkaur
                       : Lei Hai

Pembinaan Mental Spritual
Kordinator    :  Pdt. Lenis Kogoya
Anggota        :  Aron Hegemur
                       : Vindi Duwith

Pemerintahan & Kelembagaan Lokal
Kordinator    : Ferry Snanfi
Anggota        : Maxi Bame
                       : Martinus Abon
                       : Metho Baru

EBOUT ME

Tentang Pendirian LITP


Secara realitas dinamika pembangunan sosial, budaya, ekonomi dan politik di seluruh Tanah Papua hampir dipastikan kurang memberikan dampak positif yang signifikan bagi rakyat asli Papua, pasca pemberlakuan otsus Papua (UU No. 21 Tahun 2001).
Sebagai salah satu pilar pembangunan di tanah Papua, kaum Intelektual Papua memandang penting untuk mengkonsolidasikan diri di dalam suatu organisasi nasional yang resmi, sehingga mampu berdiri dan memainkan peran strategisnya sebagai cendekiawan Papua bersama elemen masyarakat dan pilar-pilar pembangunan lainnya; menyatuhkan langkah, mencari solusi, menata pembangunan di Tanah Papua secara lebih baik berdasarkan budaya dan karateristik sosiologis orang asli Papua.
Atas pertimbangan tersebut, maka tepatnya pada tanggal, 05 Pebruari 2009 bertempat di rumah Adat Papua/Asrama Kamasan 1 Yogyakarta. Lembaga ini dideklarasikan secara resmi didalam suatu ibadah khusus; sekaligus memperingati hari Injil masuk di Tanah Papua yang dihadiri dan disaksikan oleh mahasiswa dan masyarakat Papua di Yogyakarta.
Lembaga ini berkedudukan di wilayah Negara Republik Indonesia dan berkantor pusat di Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat dan Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta. Lembaga ini dijalankan oleh suatu Dewan Pimpinan Pusat (DPP LITP), dilengkapi dengan sembilan departemen yang membidangi penelitian, pengkajian, dan pengembangan pembangunan di Tanah Papua. 

Visi:
Mewujudkan Cendekiawan Papua yang Bersatu, Beriman, Bermoral, dan bertanggung jawab dalam pembangunan bangsa, khususnya Pembangunan di Tanah Papua.

Misi:
Ikut mencerdaskan SDM orang asli Papua
Mempersiapkan kader pemimpin masa depan Tanah Papua
Memberdayakan masyarakat asli Papua


Sifat Lembaga: Ilmiah, Independen 

Landasan Hukum
UUD 1945 Bab XA tentang Hak Asasi Manusia; pasal 28C ayat 1 dan 2; pasal 28E ayat 3; pasal 28F.
UU Nomor 21 Tahun 2001, tentang Otonomi Khusus Papua

 Tujuan dan Fungsi
Sebagai lembaga ilmiah, LITP memfokuskan tujuannya pada:
Penelitian, pengkajian dan pengembangan pembangunan  di tanah Papua secara terpadu, mandiri dan berkelanjutan
Ikut mencerdaskan sumber daya manusia (SDM) orang asli Papua
Ikut mengawal kebijakan pemerintah dalam pembangunan di Tanah Papua


Lembaga ini berfungsi mengkonsolidsi segenap potensi kaum intelektual Papua, sehingga dinyatakan sebagai: (1) wadah perhimpunan dan pemersatukan  kaum intelektual Papua di seluruh Indonesia; (2) wadah pembinaan, pelatihan dan pendidikan kader nasional intelektual muda Papua; dan (3) media komunikasi antar intelektual Papua, pemerintah dan masyarakat


Prinsip Dasar
Prinsip dasar sebagai cermin jati diri LITP, adalah ‘profesionalisme, democratic,  dan humanistic’.
Profesionalisme, artinya di dalam menjalankan visi, misi, dan program-programnya, LITP selalu menjaga etika keilmiahan, kualitas dan obyektifitas yang merupakan ciri ilmuwan
Democratic, artinya terbuka dalam berkomunikasi, terbuka dalam menerima gagasan-gagasan dari pihak lainya; semata-mata untuk memperkaya konsep-konsep LITP bagi pembangunan Papua
Humanistic, artinya mengabdikan ilmu pengetahuan dan hasil-hasil karyanya bagi kepentingan umat manusia dalam pembangunan


In english

Establishment of LITP
In reality the dynamics of social development, culture, economy and politics throughout the Land of Papua is almost certainly less significant positive impact to the native people of Papua, after the implementation of special autonomy in Papua (Law no. 21, 2001).
As one of the pillars of development in Papua, the Papuan intellectuals regard it is important to consolidate themselves in an official national organization, so it can stand up and play a strategic role as a scholar of Papua with elements of society and other development pillars; menyatuhkan step, look for a solution , set the development in Papua better based on cultural and sociological characteristics of indigenous Papuans.
Above considerations, it is exactly on the date, 05 February 2009 at the Papua Customary home / Dormitory Kamasan 1 Yogyakarta. The institute was officially declared in a special worship; at once to celebrate the Gospel of entry in Papua, which was attended and witnessed by students and people of Papua, Yogyakarta.
This institution is domiciled in the territory of the Republic of Indonesia and is headquartered in the province of Papua, West Papua and the Province of Yogyakarta Istimewah. The institute is run by a central board (DPP LITP), equipped with nine departments in charge of research, assessment, and development of development in Papua.

Vision:
Papua Scholars realize that Unity, Faith, morals, and responsibility in nation building, especially the development in Papua.

Mission:
HR participated educate Papuans
Preparing cadre of future leaders in Papua
Empowering indigenous Papuans

Nature of the institution: Scientific, Independent

Legal Basis
Chapter XA of the 1945 Human Rights; Article 28C Paragraph 1 and 2; Article 28E paragraph 3; Article 28F.
Act No. 21 of 2001, on the Papua Special Autonomy

Objectives and Functions
As a scientific institution, LITP focus on the goal:
Research, assessment and development of land development in Papua in an integrated, self-reliant and sustainable
Join to educate human resources (HR) of Papuans
Participate in the development of government policy escort in Papua

This institution serves all potential mengkonsolidsi Papuan intellectuals, thus expressed as: (1) container associations and intellectuals pemersatukan Papua in Indonesia, (2) container coaching, training and education of young intellectuals Papua national cadres, and (3) the communication media between Papuan intellectuals, government and community

Basic Principles
The basic principle of identity as a mirror LITP, is 'professionalism, democratic, and humanistic'.
Professionalism, which means that in carrying out the vision, mission, and its programs, scholarly LITP always maintain ethical, quality and objectivity that is characteristic of scientists
Democratic, open means of communication, open to ideas from other parties; solely to enrich the concepts for the development of Papua LITP
 Humanistic, means devoting science and the results of his work for the benefit of mankind in the development

PIMPINAN PUSAT

DEWAN PENDIRI

Hans Janzen Maniburi,
Salmon Maurids Yumame, SE, MM,
Pdt. Benny Dimara, S,Si, M,Div,
Natalses Basna, S,Hut, MSc
Medeks Pekage, SE
Juan Frank Hamah Sagrim, ST
Saskar Paiderouw, S.Pd, MA

Dewan Pembina Nasional
Gubernur Provinsi Papua
Gubernur Provinsi Papua Barat
Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 





Dewan Pembina Harian
Hans Janzen Maniburi
Salmon Maurids Yumame, SE, MM,
Pdt. Benny Dimara, S,Si, M,Div
Dr. Herman Arwam, M,Kes









Dewan Pengurus Pusat 
Direktur Utama       :  Natalsen Basna, S,Hut, M,Sc
Direktur eksekutif   :  Pares L Wenda, SE
Wakil direktur          :  Medeks Pekage, SE
Sekretaris Jendral :  Saskar Paiderouw, SPd, MA
Wakil Sekjen           :  Juan Frank Hama Sagrim, ST
Wakil Sekretaris     :  Matheus MG Rumbiak, ST. M, Eng
Keuangan                :  Samuel Manobi, SKM, MPH
Bendahara               :  Alfrida Yamanop, SE

Departemen-Departemen 
Litbang & Kelembagaan     Pendidikan dan Pelatihan     
Ketua: Gerald Bidana, SPd
Ketua: Etha Singgamui, SPd, MPd
     



Kesehatan Masyarakat    Pengembangan Ekonomi & UKM     
Ketua Roberth Felle, SKM
    Yulianus Sinon, SE, M,Ec.Dev (Ketua)
     
Kebudayaan & Pariwisata    Lingkungan Hidup     
Ketua: Herman Saud, SIP,M,Sc 
    Ketua: Doni Bosawer,S,Hut,M,Sc
     
Politik, Hukum & HAM    Pembinaan Mental Spritual     
Ketua Pares L Wenda, S,IP
    Ketua Pdt. Lenis Kogoya, STh, MTh
     
Peningkatan Kapasitas SDM Perempuan Papua
Ketua: Hermin Haluk, ST, M, Eng    Pemerintahan & Kelembagaan Lokal
Ketua: Yakonias Salabai, SIP, MA  

Dewan Pengurus Daerah
Ketua DPD LIT Provinsi Papua        :  Abner Basna, SP
Ketua DPD LITP Provinsi Papua Barat    :  Sem Kocu, SH
Ketua DPD Daerah Istimewa Yogyakarta:  Yulianus Asmuruf, SIP

Ketua-Ketua LITP Kabupaten/Kota Se Tanah Papua


Kabupaten Serui Yapen
Benny Kayai, SIP   

Kota Jayapura
Pares L Wenda, SIP     
Kabupaten Biak Numfor
Matheus MG Rumbiak, ST, M, Eng    

Kota Sorong
Bernadus Asmuruf, S,Sos     
Kabupaten Manokwari
Yakonias Salabai, SIP, MA    

Kabupaten Merauke
Demianus Katayu     
Kabupaten Fak-Fak
Kabupaten Enarotali     
Kabupaten Jayapura
Roberth Felle, SKM    

Kabupaten Asmat     
Kabupaten Bouven Digoel
Aplonia Desen, SPd       

Kabupaten Jayawijaya
Yosafat L Wenda     
Kabupaten Puncak Jaya
Jems Telenggen, SE    

Kabupaten Sorong  
Luther Salamala, SPd, MPA     
Kabupaten Mappi
Samuel Wanggaimu, SIP, MA    

Kabupaten Waropen
Maria Duwiri, MPd     
Kabupaten Sorong Selatan
Petronela Krenak, S.Sos, MA    

Kabupaten Pegunungan Bintang
Gerald Binada, SPd     
Kabupaten Supiori
    Kabupaten Lani Jaya
Yaganogo Yoman, SH     
Kabupaten Dogiai            

Kabupaten Sarmi
Yotam Senis, S.Sos     
Kabupaten Kerom
Hanock Hindom, SIP    

Kabupaten Mimika
Hans Magal, SP     
Kabupaten Maybrat
Obed Basna, SE    

Kabupaten Deiyai     

Kabupaten Intan Jaya  
Kabupaten Mamberamo   
Drs. Bertho Aronggear, Msi     
Kabupaten Yahukimo
Lewi Yando, SKM, MPH    

Kabupaten Paniai     
Kabupaten Nduga   

Kabupaten Tolikara
Bilien Wenda     
Kabupaten Wasior
    Kabupaten Yalimo
Mamteng     
Kabupaten Teluk Wondama    

Kabupaten Tambraw
     
Kabupaten Bintuni
Johni Asmuruf, SH
    Kabupaten Puncak
Suni Enumbi     
Kabupaten Raja Ampat    

Kabupaten Kaimana
Yoke Kaise, SH  

Dewan Pakar
Prof. Dr. Berth Kambuaya, MBA
Prof. Dr. Frans Wanggai, MSc
Laksamana Madya TNI (Purn) Freddy Numberi
Dr. JR  Mansoben, MA
Dr. Suriel Mofu,  M,ed, M,Phil 

Intelektual

Intelektual ialah orang yang menggunakan inteleknya untuk bekerja, belajar, membayangkan, mengagak, atau menyoal dan menjawab soalan tentang berbagai-bagai idea. Secara amnya, terdapat tiga takrif moden untuk istilah "intelektual", iaitu:
  1. mereka yang amat terlibat dalam idea-idea dan buku-buku;
  2. mereka yang mempunyai kepakaran dalam budaya dan seni yang memberikan mereka kewibawaan kebudayaan, dan yang kemudian mempergunakan kewibawaan itu untuk bertutur tentang perkara-perkara lain di khalayak ramai. Golongan ini dipanggil sebagai "intelektual kebudayaan".
  3. dari segi Marxisme, mereka yang tergolong dalam kelas pensyarah, guru, peguam, wartawan, dan sebagainya.
Oleh itu, intelektual sering dikaitkan dengan mereka yang berkelulusan universiti. Bagaimanapun, Sharif Shaary, dramatis Malaysia yang terkenal, mengatakan bahawa hakikatnya tidak semudah itu. Beliau berkata:
"Belajar di universiti bukan jaminan seseorang boleh menjadi intelektual... seorang intelektual itu adalah seorang pemikir yang sentiasa berfikir dan mengembangkan [serta] menyumbangkan ideanya untuk kesejahteraan masyarakat. Dia juga adalah seorang yang mempergunakan ilmu dan ketajaman fikirannya untuk mengkaji, menganalisis, merumuskan segala perkara dalam kehidupan manusia, terutama masyarakat di mana dia hadir khususnya dan di peringkat global amnya untuk mencari kebenaran dan menegakkan kebenaran itu. Lebih daripada itu, seorang intelektual juga adalah seorang yang kenal akan kebenaran dan berani pula memperjuangkan kebenaran itu, meski bagaimanapun tekanan dan ancaman yang dihadapinya, terutama sekali kebenaran, kemajuan, dan kebebasan untuk rakyat."

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.

Towjatuwa dan Buaya Sakti

Written By LITP on Selasa, 15 Mei 2012 | 02.58


buaya

Pada jaman dahulu, hiduplah seorang lelaki bernama Towjatuwa di tepian sungai Tami daerah Irian Jaya.
Lelaki itu sedang gundah, oleh karena isterinya yang hamil tua mengalami kesulitan dalam melahirkan bayinya. Untuk membantu kelahiran anaknya itu, ia membutuhkan operasi yang menggunakan batu tajam dari sungai Tami.
Ketika sedang sibuk mencari batu tajam tersebut, ia mendengar suara-suara aneh di belakangnya. Alangkah terkejutnya Towjatuwa ketika ia melihat seekor buaya besar di depannya. Ia sangat ketakutan dan hampir pingsan. Buaya besar itu pelan-pelan bergerak ke arah Towjatuwa. Tidak seperti buaya lainnya, binatang ini memiliki bulu-bulu dari burung Kaswari di punggungnya. Sehingga ketika buaya itu bergerak, binatang itu tampak sangat menakutkan.
Namun saat Towjatuwa hendak melarikan diri, buaya itu menyapanya dengan ramah dan bertanya apa yang sedang ia lakukan. Towjatuwapun menceritakan keadaan isterinya. Buaya ajaib inipun berkata: “Tidak usah khawatir, saya akan datang ke rumahmu nanti malam. Saya akan menolong isterimu melahirkan.” Towjatuwa pulang menemui isterinya. Dengan sangat berbahagia, iapun menceritakan perihal pertemuannya dengan seekor buaya ajaib.
Malam itu, seperti yang dijanjikan, buaya ajaib itupun memasuki rumah Towjatuwa. Dengan kekuatan ajaibnya, buaya yang bernama Watuwe itu menolong proses kelahiran seorang bayi laki-laki dengan selamat. Ia diberi nama Narrowra. Watuwe meramalkan bahwa kelak bayi tersebut akan tumbuh menjadi pemburu yang handal.
Watuwe lalu mengingatkan agar Towjatuwa dan keturunannya tidak membunuh dan memakan daging buaya. Apabila larangan itu dilanggar maka Towjatuwa dan keturunannya akan mati. Sejak saat itu, Towjatuwa dan anak keturunannya berjanji untuk melindungi binatang yang berada disekitar sungai Tami dari para pemburu.
Sumber: sesite.niu.edu (Diadaptasi secara bebas dari, Alice M. Terada, “The Magic Crocodile,” The Magic Crocodile and Other Folktales from Indonesia, Honolulu: University of Hawaii Press, 1994, hal 135-142)

BERITA

More on this category »

PIMPINAN PUSAT

More on this category »

KESEHATAN

More on this category »

KISAH

More on this category »

BERITA

More on this category »

TEKNOLOGI

More on this category »

MISTERI

More on this category »

KEGIATAN

More on this category »

FAKTA

More on this category »

KEHIDUPAN

More on this category »

Populer

More on this category »
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. L I T P - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger